Mengenal Tanda Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi

Ilustrasi ibu hamil. (Foto: yoona.id)

Katajari.com RSD Idaman Kota Banjarbaru berbagi pengetahuan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan risiko tinggi yang perlu dikenali dan tindakan pencegahannya.

Kehamilan risiko tinggi adalah kondisi kehamilan yang memiliki kemungkinan lebih besar mengalami komplikasi dibandingkan dengan kehamilan normal.

Komplikasi ini dapat memengaruhi kesehatan ibu, janin, atau keduanya, sehingga ibu hamil dengan risiko tinggi memerlukan pemantauan lebih sering oleh tenaga medis untuk memastikan kesehatan ibu dan janin tetap optimal.

Jika memiliki tanda kehamilan dengan risiko tinggi segera periksakan ke klinik kandungan dan kebidanan RSD Idaman Kota Banjarbaru.

Perlu diketahui bahaya yang ditimbulkan, bayi lahir belum cukup umur atau prematur, keguguran atau abortus, janin mati di dalam kandungan, bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR), pendarahan sebelum dan sesudah persalinan, ibu hamil/bersalin meninggal dunia, keracunan kehamilan atau kejang kejang.

Apakah anda termasuk ibu hamil yang berisiko tinggi?

Usia ibu saat hamil terlalu muda (di bawah 20 tahun) atau terlalu tua (di atas 35 tahun), anak lebih dari empat (terlalu banyak anak/terlalu sering melahirkan), jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun.

Termasuk ibu hamil risiko tinggi lainnya adalah kesulitan pada kehamilan/persalinan yang lalu, ibu terlalu kurus atau terlalu gemuk (obesitas), ibu hamil dengan penyakit penyerta (misal kencing manis, darah tinggi, asma dan lain-lain).

Kemudian, bentuk panggul ibu yang tidak normal (terlalu sempit), kebiasaan ibu (merokok, alkohol, dan obat-obatan), infeksi virus sebelum/selama kehamilan, tinggi badan kurang dari 145 centimeter, sering terjadi keguguran.

Tanda bahaya kehamilan risiko tinggi bisa diketahui dengan terjadinya perdarahan, bengkak di kaki tangan atau wajah disertai kejang, demam/panas tinggi, keluar air ketuban sebelum waktunya.

“Termasuk juga bayi dalam kandungan gerakannya kurang atau tidak bergerak, ibu muntah terus dan tidak mau makan,” sebut pihak Humas RSD Idaman.

Pencegahan yang dilakukan antara lain, memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke posyandu/puskesmas/rumah sakit setidaknya paling sedikit selama masa kehamilan, imunisasi TT minimal dua kali.

Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif di petugas kesehatan, makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi empat sehat lima sempurna.

Cara menghindari bahaya kehamilan risiko tinggi, mengenal tanda tanda kehamilan risiko tinggi, menunda kehamilan pertama agar tidak kurang dari 20 tahun atau menghindari terjadinya kehamilan lagi jika usia ibu sesudah lebih dari 35 tahun.

Merencanakan jumlah anak aagar tidak terlau banyak, menghindari jarak kehamilan terlau dekat, memeriksa kehamilan secara terarur kepada tenaga kesehatan, menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan, melahirkan dengan pertolongan tenaga kesehatan.

Nah perlu diingat, atur kehamilan (usia hamil, jumlah anak, jarak kehamilan), periksakan kehamilan secara rutin/berkala di petugas kesehatan, perawatan dini selama hamil (nutrisi, perawatan payudara, kebersihan diri dan batasi aktivitas berlebih).

Berikutnya, hindari akohol, rokok dan obat-obatan di luar anjuran petugas kesehatan, pastikan kehamilan terpantau petugas kesehatan (dokter/bidan) agar ibu dan bayi selamat dan sehat. (kjc)