Katajari.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar menggelar lomba ikan hias cupang dan tanaman hias anggrek di Gedung Serbaguna Indrasari, Martapura, Sabtu (6/12/2025).
Terpantau, kegiatan yang berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Banjar ini banyak diikuti oleh ratusan peserta komunitas ikan cupang maupun pembudidaya ikan cupang di Martapura dan Banjarbaru.
Kepala DKPP Kabupaten Banjar, Sipliansyah Hartani mengatakan, lomba ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ikan Nasional ke-12 dan penyambutan Hari Nusantara 2025.
Menurutnya, sektor ikan hias memang menjadi salah satu potensi unggulan daerah dan banyak peminatnya.
“Lomba ini bukan sekadar adu keindahan, tetapi juga sarana membangun ekonomi kreatif masyarakat berbasis hobi,” ucapnya.
Sipli — panggilan akrab Sipliansyah Hartani– menerangkan, budidaya ikan hias tak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada konservasi karena dapat mengurangi tekanan penangkapan ikan dari alam liar.
Lomba ini juga memiliki nilai strategis. Ekonominya berkembang pesat sebagai industri kreatif yang bisa dimulai dari skala rumahan dan berpotensi ekspor.
“Dari sisi psikologis, memelihara ikan hias dapat menurunkan stres. Sedangkan dari aspek konservasi, budidaya mampu menekan eksploitasi ikan dari alam,” ujarnya.
Kategori Lomba Ikan Hias Cupang 2025
A. Kategori REGULAR
1. Serit Crown Tail Bebas Terang
2. Serit Crown Tail Bebas Gelap
3. Half Moon Bebas Terang
4. Half Moon Bebas Gelap
5. Plakat Bebas Terang
6. Plakat Bebas Gelap
7. Fancy/Marble

B. Kategori BABY (9 Ekor)
1. Serit Crown Tail
2. Half Moon
3. Plakat
C. GRAND CHAMPION
1. GC Serit (Crown Tail)
2. GC Half Moon
3. GC Plakat
D. Best of Show (BOS)
E. Best of Baby (BOB)
F. Juara Umum
Penilaian dilakukan oleh juri berpengalaman dari komunitas dan praktisi ikan hias. Selain lomba, panitia juga menghadirkan stan olahan hasil perikanan dan produk UMKM untuk mendukung promosi pelaku usaha lokal.
Anggrek Hibdrida dan Spesies
Sedangkan untuk lomba tanaman hias jenis angrekdi diikuti ebanyak 31 peserta, di mana mereka menampilkan berbagai jenis anggrek hibrida dan spesies.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Warsita menjelaskan, lomba ini menampilkan dua jenis utama anggrek, yaitu Anggrek Bulan (Phalaenopsis) dan Anggrek Dendrobium. Untuk kelas Dendrobium, kategori yang dinilai khusus varietas hibrida.
“Kita sebenarnya memiliki banyak jenis anggrek, baik spesies maupun hibrida. Namun untuk lomba kali ini, kategori Dendro yang dilombakan khusus yang hibrida saja,” ujarnya.

Warsita mengungkapkan, mayoritas tanaman yang dilombakan berasal dari budidaya lokal, namun beberapa juga datang dari luar daerah.
“Rata-rata anggreknya dari pembudidaya kita di Banjar, meski ada juga yang membawa tanaman dari luar. Bahkan peserta ada yang datang dari Makassar,” jelasnya.
Terkait kriteria penilaian, Warsita menyebut, juri melihat sejumlah aspek penting yang mencerminkan kualitas tanaman.
“Yang dinilai itu kelangkaannya, kekompakan pertumbuhannya, dan tentu saja kondisi fisik tanaman. Semakin unik spesiesnya dan semakin rapi perawatannya, nilainya semakin tinggi,” ungkapnya. (kjc)
























