DPKP Kalimantan Selatan Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam Sawah

DPKP Kalsel menggelar Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam (LTT) serta evaluasi kegiatan Optimasi Lahan dan Cetak Sawah Tahun 2025, Rabu (17/12/2025) di Aula Lantai 3 Kantor DPKP Kalsel, Banjarbaru. (Foto: Media center Kalsel/katajari.com)

Katajari.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel menggelar Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam (LTT) serta evaluasi kegiatan Optimasi Lahan dan Cetak Sawah Tahun 2025, Rabu (17/12/2025) di Aula Lantai 3 Kantor DPKP Kalsel, Banjarbaru.

Rapat koordinasi LTT merupakan upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terus memperkuat sektor ketahanan pangan dengan evaluasi dan perencanaan strategis.

Rapat koordinasi ini dibuka langsung oleh Kepala DPKP Kalsel, Syamsir Rahman, dan dihadiri sejumlah pejabat strategis pusat dan daerah.

Di antaranya Abdul Haris Bahrun selaku Tenaga Ahli Menteri Bidang Standardisasi dan Program Strategis, Pj Swasembada Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Mulyono.

Juga, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Akhmad Musyafak, serta perwakilan Dinas Pertanian dari 13 kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan.

Syamsir Rahman menyampaikan bahwa rapat ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi capaian luas tambah tanam padi sekaligus merumuskan target produksi ke depan.

Ia mengungkapkan, Kalimantan Selatan berhasil mencatatkan capaian produksi padi tertinggi di regional Kalimantan.

“Berdasarkan data terakhir dari BPS, produksi padi Kalimantan Selatan mencapai 1.177.860 ton. Angka ini menempatkan Kalsel sebagai yang tertinggi di regional Kalimantan dan berada di peringkat ke-12 secara nasional,” ujar Syamsir.

Menurutnya, capaian tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan Gubernur Kalsel H. Muhidin bersama Wakil Gubernur Kalsel Hasnuryadi Sulaiman dan Sekretaris Daerah Syarifuddin, serta kuatnya kolaborasi lintas sektor.

Sinergi antara Kementerian Pertanian, DPKP Kalsel, pemerintah kabupaten/kota, hingga dukungan SKPD terkait seperti Dinas PUPR dan BPS menjadi kunci keberhasilan peningkatan produksi.

Syamsir menambahkan, kontribusi produksi padi Kalsel turut menopang kebutuhan regional, termasuk membantu menutup penurunan produksi di Kalimantan Tengah yang pada 2025 tercatat berkurang sekitar 32 ribu ton.

“Ini adalah bukti bahwa kerja bersama mampu memberikan dampak nyata bagi ketahanan pangan regional,” tegasnya.

Dalam rapat tersebut juga dibahas target luas tambah tanam Desember 2025 yang mencapai sekitar 102 ribu hektare. Mudah-mudahan target ini bisa dicapai dengan dukungan dari kegiatan keprograman seperti optimalisasi lahan dan cetak sawah.

Meski menghadapi tantangan cuaca ekstrem, mulai dari hujan lebat hingga dinamika iklim seperti El Nino dan La Nina, Syamsir menegaskan bahwa Kalimantan Selatan mampu bertahan dan bahkan meningkatkan produksinya.

Ia pun menyampaikan apresiasi kepada para petani, kelompok tani, penyuluh pertanian, baik pemerintah maupun swasta, serta penyuluh swadaya yang menjadi ujung tombak keberhasilan sektor pertanian di daerah.

“Tanpa kerja keras bapak dan ibu petani serta para penyuluh, capaian ini tidak mungkin terwujud,” ucapnya.

Selain itu, Syamsir juga mengapresiasi dukungan Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan yang selama ini aktif melakukan pembahasan bersama pemerintah daerah dalam menentukan arah kebijakan pembangunan pertanian.

Terkait realisasi luas tambah tanam satu tahun berjalan, ia mengakui terdapat kabupaten/kota yang mengalami peningkatan maupun penurunan.

Namun demikian, dinamika tersebut dinilai sebagai bagian dari proses bersama dalam menjaga keberlanjutan ketahanan pangan daerah.

“Semua tetap satu kesatuan. Kita bekerja bersama, saling merangkul, dan bergerak ke arah yang sama untuk memperkuat ketahanan pangan Kalimantan Selatan,” pungkasnya. (mckalsel/kjc)