Haul ke 173 Raja Agung Kerajaan Bangkalaan dari Pesisir Borneo Tenggara

Haul ke 173 Pangeran Aji Pati atau Raja Agung, Minggu (28/8/2022) di Desa Bangkalaan Melayu Kecamatan Kelumpang Hulu Kabupaten Kotabaru. (Foto: Panitia Haul Raja Bangkalaan)
Haul ke 173 Pangeran Aji Pati atau Raja Agung, Minggu (28/8/2022) di Desa Bangkalaan Melayu Kecamatan Kelumpang Hulu Kabupaten Kotabaru. (Foto: Panitia Haul Raja Bangkalaan)

Katajari.com Haul ke 173 Pangeran Aji Pati atau Raja Agung bin Sultan Sulaiman Alamsyah, raja ke 4 Kerajaan Bangkalaan, dilaksanakan Minggu (28/8/2022) di Desa Bangkalaan Melayu Kecamatan Kelumpang Hulu Kabupaten Kotabaru.

Haul Raja Bangkalaan ini dihadiri tokoh Muspika Kelumpang Hulu, tokoh agama, habaib, perwakilan para juriat, juga warga setempat.

Bahkan, nampak pula juriat dari Kerajaan Tanah Bumbu, kemudian Lembaga Adat Kerukunan dan Kerakatan Kerajaan Cantung (LAK3C), Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut (LAKPL), Laung Kuning Sampanahan, juriat Panglima Wangkang dan lain-lain.

Sekretaris Umum LAK3C Saijul Kurnain yang dikonfirmasi media online katajari.com menyebutkan, acara tahun ini memang dilaksanakan terbatas dan belum bisa terbuka untuk mengundang pihak Pemkab Kotabaru.

“Yang hadir lebih banyak para warga umumnya dari Kecamatan Kelumpang Hulu dan Cantung,” kata Saijul.

Di acara haul Raja Bangkalaan ternama ini, Saijul yang juga Pemerhati dan seorang tokoh sejarah muda Cantung diperkenankan menyampaikan untaian sejarah kerajaan-kerajaan di Pesisir Borneo Tenggara.

Haul ke 173 Pangeran Aji Pati atau Raja Agung dihadiri pula juriat kerajaan kerajaan pesisir Borneo Tenggara. (Foto: Panitia Haul Raja Bangkalaan)

Malahan, ungkap Saijul, ada masukan saran dari Ketua Lembaga Adat Kerajaan PulauLaut (LAKPL) Gusti Rendy Firmansyah agar membangun kebersamaan dan silaturahmi lebih erat.

Dengan pembentukan majelis kerapatan adat kerajaan pesisir Borneo Tenggara dalam upaya menggali, melestarikan dan pengembangan baik aspek situs kesejarahan, adat budaya wilayah pesisir Borneo Tenggara.

“Semua menyambut positif dan antusias mengenai usulan bagus ini, tinggal menunggu respon pihak terkait,” ucapnya.

Mengutip sejarah Kabupaten Kotabaru dari malay.wiki, dibeberkan Kerajaan Kepangeranan Bangkalaan, setelah bergabung dengan Hindia Belanda disebut Landschap Bangkalaan.

Landschap atau suatu wilayah pemerintahan sipil yang dikepalai seorang bumiputera bagian dari Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda di bawah kekuasaan Asisten Residen GH Dahmen yang berkedudukan di Samarinda.

 Pemerintah swapraja daerah tersebut waktu itu dikuasakan kepada seorang kepala bumiputera yaitu Pangeran Muda Muhammad Arifbillah (Aji Samarang).

Daerah ini sebelumnya adalah kerajaan Suku Dayak Bangkalaan yang berdiri di Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Sekarang wilayah kerajaan ini menjadi beberapa desa di Kabupaten Kotabaru yaitu Kecamatan Kelumpang Hulu.

Raja Bangkalaan yang terkenal dari daerah ini adalah Pangeran Agung atau Raja Agung (Pangeran Aji Pati).  Pangeran Aji Pati merupakan suami Ratu Intan II atau Ratu Agung atau Aji Tukul binti Aji Jawi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *