Banjar  

Kawanan Monyet Liar Menyerang Pemukiman Penduduk

Kawanan monyet liar menyerang pemukiman dan penduduk. (Foto: katajari.com)

Katajari.com – Warga di Kecamatan Aluh-Aluh dan Kecamatan Beruntung Baru geger dengan adanya monyet liar yang menyerang warga pada pekan belakangan ini.

Bahkan, hingga saat ini tercatat ada 10 korban yang mengalami luka cakar bahkan luka gigitan akibat diserang monyet liar tersebut.

Salah satu korban atas nama Hayatun berusia 18 tahun dan warga Desa Simpang Warga Dalam yang kini mengaku masih merasakan sakit di bagian kakinya akibat digigit monyet liar.

Hayatun menceritakan, pada hari Sabtu 29 November 2025, saat itu dirinya tertidur di rumahnya seorang diri, entah datang dari mana seekor monyet memasuki kamarnya dan menggigit bagian kaki kirinya.

“Lumayan besar lukanya, kemarin mendapat 12 jahitan,” ujar Hayatun kepada awak media, Rabu (3/12/2025).

Selain harus dijahit, diakui perempuan remaja itu ia harus mendapat vaksin agar tidak terjangkit rabies akibat gigitan monyet liar tersebut.

Warga Dibikin Ketakutan

Setelah ramai adanya serangan monyet liar, warga lainnya mengaku was-was saat berada di rumah maupun di luar rumah. Saat ini mereka selalu waspada bahkan mereka harus selalu berkelompok jika keluar rumah.

Khairiah (42) warga setempat mengaku tidak berani berjalan keluar rumah seorang diri, bahkan saat pergi ke kamar kecil yang berada di belakang rumah ia mengaku selalu minta ditemani.

“Karena monyet itu akan menyerang jika kita sendirian, tapi kalau kita kelompokan maka monyet itu tidak berani,” ungkapnya.

Ditambahkan Khairiah, monyet lir tersebut tidak pandang bulu, mulai dari anak kecil hingga lansia akan menjadi korban jika kedapatan tengah sendiri.

“Korban paling kecil balita berusia 8 bulan, saat itu tengah dalam ayunan. Beberapa kali warga hendak menangkap monyet itu namun selalu gagal,” ungkapnya.

Korban Monyat Liar Dari 2 Kecamatan

Sementara Camat Aluh-Aluh, Aditya Yudi Dharma menjelaskan, petugas bersama relawan beberapa kali melakukan penyisiran dari sekitar lokasi kejadian hingga ke kawasan perbatasan. Dari hasil penyisiran tersebut, satu ekor monyet berhasil diamankan.

“Alhamdulillah satu ekor berhasil ditemukan dan langsung diamankan. Sampelnya sudah dikirim ke Dinas Peternakan untuk diuji apakah mengandung rabies atau tidak. Tapi belum bisa dipastikan apakah ini monyet yang selama ini menyerang warga,” ucap Aditya.

Ia menegaskan, rakor tetap digelar untuk memperkuat koordinasi serta memberikan himbauan kepada masyarakat agar waspada dan segera melapor jika terjadi serangan berikutnya.

“ Dalam waktu dekat kita akan membangun posko darurat di dua titik. Karena hingga kini jumlah korban mencapai 10 orang dari 2 kecamatan,” katanya.

Aditya menuturkan, populasi monyet di daerah tersebut sebenarnya masih wajar karena habitatnya berada di hutan rambai di pinggir pesisir. Biasanya, monyet hanya datang ke permukiman untuk mencari makanan.

“Paling jauh mereka masuk dapur warga kalau ada makanan. Biasanya tidak sampai menyerang, apalagi melukai,” ujarnya.

Namun dalam kasus yang terjadi belakangan ini, perilakunya berbeda. Monyet disebut masuk ke rumah warga dan langsung menyerang tanpa provokasi.

“Luka para korban itu hampir mirip, menunjukkan pola serangan langsung. Sepertinya ada satu ekor yang agresif, bukan kelompoknya. Yang lain tidak melakukan apa-apa, jadi jangan sampai semuanya dianggap membahayakan,” jelasnya.

Seluruh korban telah mendapat vaksin dari puskesmas sebagai langkah pencegahan terhadap rabies. Sementara itu, monyet yang diamankan saat ini berada di Dinas Pertanian untuk pemeriksaan laboratorium. (kjc)