Katajari.com – Indonesia menargetkan akan kembali melakukan swasembada pangan. Target ini diutarakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat menghadiri pertemuan Pembinaan Penyuluhan Pertanian wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (16/11/2023) di Gedung Idham Chalid di Banjarbaru.
Dipertemuan yang dihadiri Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Mentan mengajak para penyuluh dan insan pertanian lainnya untuk bekerja keras mencapai target swasembada pangan tersebut.
Mentan Amran membakar semangat penyuluh di Provinsi Kalimantan Selatan untuk bersama bekerja bahu membahu dalam mencapai target peningkatan produksi padi khusus di wilayah Kalimantan Selatan.
“Saya hadir di sini, bertemu teman-temanku para penyuluh untuk mengajak bersama bekerja keras dalam upaya meningkatkan produksi pangan sekaligus sekali lagi meraih swasembada,” katanya, yang sebelumnya sempat menyapa penyuluh di Sulawesi Tengah, Senin (6/11/2023) dan di Sumatera Selatan pada Senin (13/11/2023).
Mentan Amran yang pernah menjadi penyuluh ini juga minta dukungan dari Pemerintah Provinsi dalam hal ini Gubernur dan semua pihak terkait termasuk TNI untuk bersama mensukseskan amanah presiden Joko Widodo mencapai kembali swasembada.
“2019-2020 kita pernah swasembada, dan itu adalah hasil kerja keras kita bersama. Kita, Petani Penyuluh dan Babinsa, untuk itu harus kita lanjutkan,” tuturnya.
Dijelaskannya, Kalimantan Selatan punya potensi lahan rawa nomor satu yang akan digarap dalam mengedor produksi pangan
Mentan Amran mengungkapkan kelanjutan program pemanfaatan lahan rawa untuk Indonesia bisa swasembada pangan.
Untuk tahap awal, ia menyebut Kementan sudah siap menanam padi pada 500 ribu hektare lahan rawa pada awal tahun 2024 mendatang.
Kemudian, 3 bulan berikutnya akan menanam padi 500 ribu hektare sisanya. Jika ditotal dalam setahun, Kementan menggarap lahan rawa 1 juta hektare agar Indonesia bisa swasembada pangan.
“Pertama itu 500 ribu hektare, mungkin setelah selesai ini 3 bulan, 3 bulan berikutnya 500 ribu hektare lagi. Kita identifikasi,” ujarnya.
Dimana lokasinya?
Amran menyebut ada 10 provinsi menjadi lokasi tanam. Namun, tahap awal, akan dilakukan di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Lampung.
“1 juta hektare itu yang nomor satu adalah Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalbar, Sumatera Utara, Lampung. Ada 10 provinsi,” ungkapnya.
Di tempat sama, penyelenggara kegiatan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, tema yang diusung adalah “Dukungan Penyuluhan dan Petani Dalam Meningkatkan Produksi Padi dan Jagung di Provinsi Kalimantan Selatan”.
“Tujuan kegiatan untuk memotivasi penyuluh pertanian, para petani dan stakeholder yang terkait dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi dan jagung di Kalimantan Selatan,” tuturnya.
Sebagai pengingat Provinsi Kalimantan Selatan merupakan penyangga komoditas pangan strategis yang mempunyai potensi lahan sawah, khususnya lahan rawa.
Disampaikan pula bahwa kunci keberhasilan program pembangunan pertanian melalui peningkatan produksi untuk mencapai swasembada adalah penyuluh pertanian.
Kegiatan ini dihadiri peserta sebanyak lebih dari 1.000 orang yang terdiri dari para Penyuluh Pertanian, Petani Milenial, Kelompok Wanita Tani (KWT), P4S, KTNA serta stakeholder pertanian di seluruh Kalimantan Selatan.
“Melalui pertemuan ini diharapkan para petani dan penyuluh pertanian dapat berkolaborasi dilapangan untuk mengenjot produksi dan produktivitas pertanian khususnya padi dan jagung untuk meraih kembali swasembada pangan,” ujarnya.
Rangkaian kegiatan diawali dengan Pelatihan Teknis Gerakan Tani Pro Organik dalam Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung.
Menurutnya, pemerintahan saat ini menempatkan sektor pertanian untuk memperkuat ekonomi dan pertahanan nasional.
Pada era perkembangan teknologi saat ini arah pembangunan pertanian yang hendak diwujudkan adalah pertanian yang maju, mandiri dan modern berbasis IT sehingga dalam tantangan apapun pertanian Indonesia tetap berproduksi sehingga mampu menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, Gubernur Kalsel berharap, kegiatan ini dapat menghasilkan rumusan-rumusan strategis terkait sektor pertanian di Kalsel.
Sektor pertanian dan para penyuluh pertanian adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
“Mereka (Penyuluh Pertanian) adalah ujung tombak mewujudkan untuk kemandirian pangan di Kalsel,” katanya.
Disebutkan Sahbirin Noor, Kalsel diharapkan menjadi penyuplai
utama bahan pangan bagi warga IKN di masa depan.
“Tantangan ini harus dihadapi bersama dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian,” kata dia.
Dengan penyuluh pertanian yang profesional dan berkualitas dilaksanakan di Kalsel, harap Gubernur Kalsel, mampu meningkatkan produktivitas petani serta kesejahteraan mereka juga sebagai petani. (kjc)