PKS Dinilai Rasional Koalisi Demokrat dan NasDem Usung Anies – AHY

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Foto: instagram AHY)

Katajari.com Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS lebih baik berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai NasDem ketimbang dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Pilpres 2024.

Dedi mengatakan, koalisi PKS, Demokrat dan NasDem bisa mengusung pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dianggap lebih rasional.

“PKS akan mempunyai kecenderungan lebih dekat dengan Demokrat dan Nasional Demokrat (NasDem) di 2024 sehingga mereka bisa mewacanakan sekurang-kurangnya mengusung misalnya Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),” kata Dedi saat dihubungi, Jumat (10/6/2022).

Menurut Dedi, Anies bisa menjadi pilihan lantaran dianggap dekat dengan NasDem dan juga PKS.

“Karena Anies punya kedekatan dengan kader NasDem sekaligus kedekatan dengan PKS, jadi saya kira cukup rasional,” tuturnya.

Dedi menyampaikan, jika koalisi PKS-PKB dipaksakan maka tidak akan mencukupi ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden 20 persen, lantaran setidaknya butuh satu parpol lagi untuk memenuhi hal tersebut.

Namun, jika Partai Demokrat memilih bergabung dengan PKS-PKB maka hal tersebut jusru merugikan PKB. Pasalnya nanti PKB dianggap tak punya posisi tawar politik ke depannya.

“Anggap saja yang masuk PKS karena faktor kedekatan emosional begitu ya demokrat. Kalau Demokrat bergabung dengan PKS PKB maka bergaining posisi PKB menjadi hilang karena di sana ada Agus Harimurti Yudhoyono yang punya elektabilitas cukup tinggi melebihi Muhaimin Iskandar meskipun secara elektabilitas partai politik PKB cukup bagus,” jelas Dedi.

Kedekatan PKS-PKB

Sebelumnya, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Keadilan Sejahtera berkolaborasi membentuk koalisi. Pembentukan koalisi itu merupakan pembicaraan lebih lanjut usai dari Milad ke-20 PKS.

Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan mulanya komunikasi kedua partai itu terjalin lewat kehadiran Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di acara Milad ke-20 PKS.

Dalam pembicaraan lebih lanjut, Aboe mengatakan ada kecocokan antara PKS dan PKB yang ia nilai memiliki akar rumput yang serupa.

“PKS membuka peluang, siapa bertemu siapa, siapa dengan siapa. Kami ingin berperan moga-moga ada yang bertemu jodoh. Ternyata Cak Imin menanggapi dan besoknya langsung kita berdialog, buat PKS welcome, apalagi bersama PKB,” kata Aboe di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Waketum PKB Jazilul Fawaid mengamini perkataan Aboe ihwal awal pembicaraam dua partai hingga akhirnya memutuskan berkolaborasi untuk Pilpres 2024.

“Pucuk dicinta ulam pun tiiba, 20 tahun Milad PKS, ketua umum kami diberikan kesempatan untuk menyampaikan, ternyata di situ ada kata yang sama yang menurut saya ini fakta memang, semuanya kan harus berubah, PKB berubah PKS berubah, semua berubah,” tutur Jazilul.

Jazilul memandang kolaborasi PKB dan PKS sebagai jalan ketiga di tengah-tengah kemunculan koalisi dan proses pembentukan koalisi yang kini berjalan di antara partai-partai.

“Kalau ini bukan poros tengah disebutnya, ini jalan ketiga. Kalau jalan ketiga ini menjadi lompatan, ini tentu yang disebut dengan magnet baru,” kata Jazilul. (suara.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *