Banjar  

Ramai di Medsos, Pangkalan Milik Anggota DPRD Kabupaten Banjar Disebut Jual Gas Melon di Atas HET

sebuah pangkalan yang diduga menjual LPG ukuran 3 kilogram dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). (Foto: katajari.com)

Katajari.com Beredar di jejaring WhatsApp, tentang adanya sebuah pangkalan yang diduga menjual LPG ukuran 3 kilogram dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Pangkalan gas ini disinyalir dimiliki oleh  salah satu anggota DPRD Kabupaten Banjar.

Dihubungi via telepon, Adi Riswan warga Desa Bawahan Pasar, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar menyebutkan salah seorang tetangganya membeli Gas LPG ukuran 3 Kilogram di pangkalan desa setempat itu dengan harga tinggi.

“Jadi tetangga saya beli gas, saya tanya berapa dia beli, katanya satu gas ukuran 3 kilogram seharga 22 ribu rupiah,” ucap Adi Riswan saat dihubungi via telepon, Jumat (18/7/2025).

Kemudian Adi berinisiatif mendatangi pangkalan tersebut, untuk membeli gas serupa, namun ternyata sudah tidak ada lagi stok gas di pangkalan tersebut.

“Kemudian saya tanya, berapa tadi menjual harga gas kepada salah satu warga, katanya cuma 18 ribu, tapi saya bantah, karena tadi saya sudah bertanya kepada si pembeli. Kemudian pemilik pangkalan marah- marah dan mengancam agar saya tidak melaporkan ke polisi,” ungkap Adi Riswan.

Hal itu dibenarkan oleh Bahrani warga setempat juga menyebutkan, dirinya membeli LPG 3 Kilogram di pangkalan milik Anggota DPRD Kabupaten Banjar, Kamaruzzaman dengan harga 22 ribu rupiah per tabung.

Diakuinya, dia sempat diminta oleh istri dari pemilik pangkalan, agar tidak mengatakan harga 22 ribu saat membeli di pangkalannya.

“Dia datang, (istrinya pemilik pangkalan)” pian lah mang jangan madahkan harga seitu, bila handak masih berlangganan bilang 18 ribu,” ujar Bahrani.

Sementara pemilik Pangkalan Gas melon ukuran 3 kilogram Kamaruzzaman saat dikonfirmasi tidak menampik kabar tersebut, namun ditekankannya, penjualan harga 22 ribu itu sebelumnya lebih dulu ada kesepakatan dengan warga.

“Artinya mereka ikhlas, membayar lebih karena sudah ada pangkalan gas di desa ini, yang memudahkan warga membeli gas 3 kilogram,” ucapnya.

Kamaruzzaman juga menyebut, kesepakatan itu diperkuat dengan adanya surat pernyataan dari warga yang bertandatangan di atas materai.

“Jadi si Adi ini datang memang ke tempat saya, mempertanyakan dan mengancam hendak melaporkan ke polisi karena menjual gas 3 kilogram di atas HET. Tapi saya tanya istri saya apakah ada menjual ke warga untuk keperluan rumah tangga dengan harga 22 ribu, kata istri saya tidak ada,” ucapnya.

Kamaruzzaman menambahkan, dengan tersebarnya cerita ini, sangat merugikan bagi dirinya, namun karena ini merupakan lingkungan warganya, dia mengaku legowo atas kabar yang merugikan pangkalannya itu.

“Saya legowo, karena itu juga warga saya,” tutupnya. (kjc)