Katajari.com – Pertandingan sepakbola semi final Porprov XII Kalsel 2025 antara tim Kabupaten Banjar melawan Kabupaten Tanah Laut berujung ricuh, Selasa (11/11/2025) sore.
Keributan dipicu akibat keputusan wasit yang ditengarai tidak netral dengan memberikan hadiah penalti berbeda penilaian hakim garis, dimenit terakhir pertandingan.
Tim sepakbola Kabupaten Banjar sejak awal sudah mengingatkan panitia dan wasit pada technical meeting digelar Senin (10/11/2025) agar menjunjung sportifitas dan fair play, saat pertandingan Kabupaten Banjar berhadapan tim tuan rumah Kabupaten Tanah Laut.
Apalagi, kejadian tim Tabalong sebelumnya menghadapi Kabupaten Tanah Laut juga diwarnai kericuhan sehingga bisa menjadi pelajaran tidak terulang kembali.

Jalannya pertandingan di semi final babak pertama berlangsung seru dan saling membaca permainan lawan hingga berakhir imbang skor masih 0 – 0.
Babak kedua tim tuan rumah yang tampil menyerang dan lebih unggul dalam penguasaan bola dapat sarangkan satu gol.
Hanya berselang 3 menit tim Kabupaten Banjar membalasnya menyamakan kedudukan gol dan skor menjadi 1 – 1.
Ironisnya, suguhan pertandingan yang menarik bagi penonton ini berujung kericuhan pada 7 menit menjelang akhirnya pertandingan, ditengarai dipicu wasit memberikan hadiah penalti kepada tim Kabupaten Tanah Laut.
“Wasit memberikan hadiah penalti padahal tidak ada pelanggaran dan yang ada hakim garis mengangkat bendera tanda pemain tuan rumah off side. Pemain tuan rumah juga melakukan diving dengan berguling padahal tidak tersentuh oleh penjaga gawang,” gusar Rais, Asisten Pelatih tim sepak bola Kabupaten Banjar, Selasa (11/11/2025).
Keputusan wasit yang kontroversial itu membuat pemain kabupaten Banjar tampak mengejar wasit untuk melakukan protes terhadap wasit.
“Karena anak anak menyaksikan secara langsung tidak ada pelanggaran,” kata Rais.
Suasana ini lah yang menimbulkan kericuhan dan pertandingan terhenti.
Terpisah Tim Official Kabupaten Banjar, Supriadi menyatakan, bahwa hingga akhir pertandingan hadiah penalti tidak dilaksanakan dan wasit tidak memutuskan hasil pertandingan.
“Kami hingga wasit meninggalkan lapangan pertandingan tidak mendapat keputusan tentang hasil pertandingan semi final sepak bola Porprov XII Kalsel 2025 ini. jadi, perlu dicatat bahwa kami tidak walk out,” tegas Supriadi.
Sementara itu Manajer Tim Sepak Bola Kabupaten Banjar H. Gusti Abdurrachman menyatakan keprihatinan atas kepemimpinan wasit yang dinilainya tidak profesional dalam memimpin jalan pertandingan.
Ia mengakui tidak terkejut, karena sudah diprediksi seperti yang dialami tim sepak bola Kabupaten Tabalong saat melawan tim tuan rumah.
“Kita hanya sangat menyesalkan kepemimpinan wasit yang tidak profesional. Hal itu akan berdampak buruk kepada para pesepakbola muda berbakat, sebab sportivitas diabaikan,” ungkap Gusti Abdurrachman.
Di sisi lain Ketua KONI Kabupaten Banjar.HM Rofiqi mengutarakan, siapapun pemain yang bertanding tiada arti kalau kepemimpinan wasit tidak bisa bersikap netral.
“Ibaratnya Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo yang dipasang, tetap akan kalah kalau wasit ikut bermain. Karena yang dihadapi bukan antar pemain tetapi wasit,” cetusnya.
Ia hanya khawatir kejadian kericuhan ini bisa berdampak dengan semangat pemain muda dan berbakat, juga kemajuan persepakbolaan Kalimantan Selatan. (kjc)
























