Zulhas Minta Tokoh Politik Muslim Hindari Konsep Idelogi Khilafah

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. (Foto: Suara.com/Ria Rizki)
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. (Foto: Suara.com/Ria Rizki)

Katajari.com Pemilihan Umum (Pemilu) akan berlangsung secara serentak pada 2024 mendatang. Mencari dukungan, kader terbaik dan menyusun visi misi pun dimulai dari sekarang untuk menuju Pemilu 2024.

Partai yang disusup kelompok-kelompok radikal pun bisa jadi terjadi. Maka perlu komitmen bersama untuk melawan pemahaman anti Pancasila tesebut.

Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) mendorong para tokoh politik Muslim di Indonesia untuk menghindari ideologi transnasional Islam yang mencoba menawarkan konsep khilafah.

“Aktor-aktor politik Muslim Indonesia harus menghindarkan diri dari godaan ideologi transnasional Islam yang mencoba menawarkan konsep khilafah (gerakan kenegaraan yang berdasarkan syariat Islam),” kata Zulhas, Sabtu (29/1/2022).

Ia menekankan bahwa konsep kenegaraan Indonesia yang sepatutnya diteguhkan oleh para tokoh politik, bahkan seluruh masyarakat adalah Pancasila.

Zulhas menyampaikan salah satu cara bagi tokoh politik Muslim di Indonesia untuk menahan diri dari godaan ideologi transnasional Islam adalah dengan memegang teguh nilai-nilai Islam tengah.

Menurutnya, Islam tengah merupakan perwujudan Islam yang mengedepankan moderasi atau dalam Bahasa Arab dikenal sebagai “washatiyah”, yaitu sikap unggul memahami batas-batas toleransi dan sanggup mengayomi seluruh pihak serta golonga

Bahkan, Zulhas mengatakan pandangan terkait Islam tengah harus menjadi jalan politik di Indonesia.

“Lebih jauh lagi, pandangan Islam tengah ini harus menjadi jalan politik di Indonesia ke depan karena Islam tengah tidak hanya membawa misi ketuhanan, tetapi juga misi kemanusiaan,” ucapnya.

Melalui pengimplementasian nilai-nilai Islam tengah, Wakil Ketua MPR RI ini optimistis Indonesia bisa menjadi bangsa dan negara hebat dan dapat berperan besar di kancah internasional.

Zulhas mendorong segenap bangsa Indonesia untuk menjadikan nilai-nilai Islam tengah sebagai jalan kebangsaan.

“Mendorong Islam tengah sebagai jalan kebangsaan merupakan tanggung jawab kolektif kita bersama. Sudah saatnya, kita bergerak ke tengah, tidak ekstrem kiri, dan tidak ekstrem kanan,” kata Zulhas.

Ia mengimbau bangsa Indonesia untuk tidak meniru negara-negara lain karena Indonesia merupakan negara yang memiliki karakter dan jati diri tersendiri. (suara.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *