PTAM Intan Banjar Dinilai Berkinerja Baik

Direksi dan Dewan Pengawas/Komisaris BUMD Air Minum se-Provinsi Kalimantan Selatan. (Foto: ist)

Katajari.com Kepala Perwakilan BPKP Kalimantan Selatan (Kalsel), Rudy M Harahap menyatakan PTAM Intan Banjar sebagai PDAM yang berkinerja baik dan sehat.

Hal itu dinyatakan Rudy dalam pertemuannya di Gedung PTAM Intan Banjar di hadapan seluruh Direksi dan Dewan Pengawas/Komisaris BUMD Air Minum se-Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (24/5/2022)

“Dari dua belas BUMD air, satu BUMD air dinyatakan kurang sehat. Kemudian, hanya empat PDAM yang berkinerja baik termasuk PTAM Intan Banjar, sedangkan sisanya cukup dan tidak berkinerja,” katanya.

Artinya, PDAM yang sehat juga belum tentu berkinerja. Penilaian kinerja mencakup aspek keuangan dan non keuangan.

“Bagaimana bisa berkinerja, jika tarif belum menutupi harga pokok? Kenapa tarif belum disesuaikan bertahun-tahun,” tanya Rudy.

Disampaikannya, karena itu ditekannya keberhasilan direksi BUMD Air dalam mengusulkan perubahan tarif dengan Pemerintah Daerah merupakan salah satu keberhasilan manajemen risiko dan governansi direksi.

Kepala Perwakilan BPKP Kalimantan Selatan (Kalsel), Rudy M Harahap. (Foto: ist)

Untuk itulah ia mengajak semua Direksi dan Dewan Pengawas/Komisaris BUMD Air Minum se-Provinsi Kalimantan Selatan berkomitmen dalam penerapan Governance, Risk Management, and Control (GRC) korporasi. Ini akan meningkatkan kesehatan dan kinerja BUMD Air karena lemahnya penerapan GRC.

Dalam pertemuan itu, Rudy juga menyoroti reputasi BUMD Air di Kalimantan Selatan yang belum berhasil meningkatkan kualitas pelayanan baik kualitas air maupun kontinuitas.

Hal itu menurut Rudy karena belum optimalnya penerapan GRC. “GRC itu tantangan di PDAM karena dewan pengawas umumnya belum dibekali pengetahuan governance,” katanya.

Diungkapkannya, GRC lainnya seperti PT Air Minum Bandarmasih cukup bagus, PT Tirta Amandit dan PT Air Minum Tabalong Bersinar punya potensi di SPI, tetapi belum optimal di sisi governansi dan manajemen risiko.

“Agar lebih efektif dalam penerapan GRC, ia menyarankan pembentukan task force khusus GRC, mengikutsertakan staf untuk sertifikasi manajemen risiko, dan berkonsultasi dengan expert,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *