Mual dan Muntah Saat Kehamilan, Dokter Budi Punya Solusi

Ilustrasi mual dan muntah saat kehamilan. (Foto: Kehamilansehat.com)

Katajari.comMual dan muntah saat kehamilan, dr Budi Zulhardi MKes SPOG Subsp Obginsos dari Poliklinik Kandungan RSD Idaman Kota Banjarbaru ini berbagi tips atau solusi mengatasi kepada ibu hamil yang mengalami hal tidak mengenakkan tersebut.

Pernah atau tidak mengalami mual dan muntal saat kehamilan?

Mayoritas menjawab pernah merasakan mual dan muntal pada masa kehamilan.

Seberapa sering perasaan mual dan muntah dialami?

Mereka kompak menjawab, sering. Ada pula menyatakan lumayan sering.

Kapan kejadian itu terjadi?

Mual dan muntah yang terjadi dikatakan muncul pada pagi, ada juga pagi sama menjelang sore, dan ada hanya dialami menjelang sore.

Berbahaya atau tidak menurut pandangan mereka?

Spontan menyatakan tidak tahu, bahkan sebagian mengemukakan perasaan itu membuat tidak aman bagi mereka, aman jika itu terjadi tidak secara berlebihan.

Lantas, apa upaya ibu hamil ini yang dilakukan saat terjadi mual dan muntah?

Sebagian mengatasi dengan ngemil, istirahat, minum obat anti mual, pergi ke dokter spesialis kandungan.

Dokter Budi Zulhardi dari Poliklinik Kandungan RSD Idaman Kota Banjarbaru menyebutkan, seorang ibu hamil akan terjadi perubahan anatomi, perubahan psiologi, dan hormonal, serta perubahan lain pada tubuhnya.

“Mual dan muntah pada ibu hamil terjadi karena meningkatnya hormon kehamilan yang disebut HCG atau human chorionic gonadotropin hormone,” kata dia.

Diduga meningkatnya hormon kehamilan ini membuat lambung seorang ibu hamil menjadi lebih sensitif terhadap asam lambung, sehingga mengakibatkan nyeri, perih mual, dan muntah bahkan kembung.

“Meski begitu tidak semua ibu hamil merasakan mual dan muntah pada kehamilan,” katanya.

Sebagian besar ibu hamil memang merasakan hal itu tapi pada sebagian kecil mungkin saja tidak, derajatnya pun bervariasi, mulai dari mual muntah yang ringan, sederhana, sampai pada mual muntah yang berat sehingga ibu tidak bisa minum, makan sama sekali.

“Uniknya, bisa saja ibu hamil yang mengalami pada selanjutnya atau hamil sebelumnya tidak merasakan, sebaliknya pada ibu hamil tidak merasakan mual  muntah bisa saja pada kehamilan selanjutnya atau sebelumnya dia merasakan mual dan muntah yang kuat,” ungkap Dokter Budi.

Dokter spesialis kandungan di RSD Idaman Kota Banjarbaru ini membenarkan bahwa ibu hamil yang mengalami mual dan muntah, merasakannya pada pagi hari, kemudian letih dan lesu, yang dinamakan morning sickness. 

“Tetapi tidak semua ibu hamil merasakan pada pagi hari, bisa jadi sepanjang hari. Kenapa pagi hari, lambung kosong pada malam durasinya panjang sehingga asam lambung yang terbentuk menjadi gejala terjadi saat ibu hamil itu bangun tidur,” bebernya.

Mual muntah ini akan timbul pada lima atau enam minggu masa kehamilan, dan puncaknya pada 14 sampai 16 minggu kehamilan.

“Jadi, kita bersiap siap enam bulan pertama merasakan mual muntah, ada juga lewat lima enam kehamilan atau sepanjang kehamilannya merasakan mual muntah,” imbuh Budi Zulhardi.

Tentu dalam kondisi ini perlu penanganan yang khusus, mungkin saja mual muntahnya bukan pada korelasi kehamilan tetapi masalah pada pencernaan lainnya.

Derajat mual muntah pada ibu hamil bervariasi, mulai ringan sampai parah, pada mula ringan diatasi dengan pola makan tentu hampir mungkin tidak ada pengaruhnya pada janin.

Tetapi mual muntah yang parah karena ibu hamil tidak bisa makan minum sama sekali kemudian hipertensi vidarum yang tidak ditata laksana, akan membahayakan kesehatan janin.

“Apa yang terjadi adalah kombinasi dehidrasi, gangguan elektrolit, metabolik, bahkan tidak  adanya asupan janin akan membahayakan janin, mekanismenya bisa gangguan janin yang terjadi bisa abortus, persalinan prematur, berat bayi rendah, bahkan bisa kelainan pada bayi yang dilahirkan,” terangnya.

dr Budi Zulhardi MKes SPOG Subsp Obginsos dari Poliklinik Kandungan RSD Idaman Kota Banjarbaru. (Foto: Humas RSD Idaman Kota Banjarbaru/katajari.com)

Tips mengatasi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah ringan, antara lain pertama mengubah pola makan, biasanya pagi sore malam, diubah makannya menjadi sedikit sedikit tapi sering, mengisi lambungnya.

Makan tidak selalu harus makanan berat, bisa diganti makanan ringan seperti biskuit, buah buahan, kacang kacangan.

Tidak mesti banyak tapi lambung selalu terisi atau tidak kosong, malam sebelum tidur usahakan ibu hamil makan sesuatu, sepanjang malam asam lambung tidak terlalu bayak menimbulkan gangguan pagi hari ketika bangun tidur, ketika bangun lanjutkan pola makan ini.

Tips kedua adallah perhatikan pemilihan jenis makanan, karena ini menjadi sangat penting. Setidaknya pilih tinggi karbohidrat dan protein, rendah lemak,  hindari makanan yang sangat merangsang, hindari makanan mengandung minyak, pedas,  asam.

Mengidam ingin makanan yang asam gimana Dok?

“Kita paham ibu hamil lidahnya pahit ingin merasakan yang kuat, namun mendapatkan makanan asam pedas biasanya mual muntah akan berlebih, tips menyertai ingin makanan itu dengan mengalihkan perhatian, ibu bisa melakukan sesuatu yang positif, bisa buka jendela, keluar rumah, hirup udara segar, membuat suasana pikiran nyaman,” papar Dokter Budi.

Minuman yang dianjurkannya adalah jahe, karena jahe aman untuk dikonsumsi, selain bisa mengurangi mual dan muntah,   juga bisa mengatasi mual dan muntah. Membuat minuman jahe bisa dibikin sendiri,

“Sejak lama jahe dikenal bisa mengurangi mual muntah pada ibu hamil, beberapa penelitian pun banyak sudah membuktikan hal ini, bahwa bisa kurangi dan atasi mual muntah,” ucapnya.

Mengolah minuman jahe bisa dicoba sendiri,  salah satu contoh ibu hamil bisa mengambil jahe , parut, bersihkan, geprek, rebus dengan air matang, air rebusanya masukan di dalam gelas dan bisa dicampur madu atau gula, minum kapan mau, banyak ibu hamil bisa berhasil mengatasi mual muntah dengan meminum minuman jahe ini.

Ditambahkannya, kalau mual muntah masih muncul tentu saja tips tadi hanya berlaku pada mual muntah yang ringan, sederhana tetapi bilamana bertambah parah hingga tidak bisa makan minum, bisa menghubungi petugas medis.

Tanda tanda bertambah parah tersebut, terlalu sering dialami dalam sehari, bahkan bisa lebih sepuluh kali, sehingga membuat ibu lemas, itu sudah tanda ibu harus segera menghubungi puskesmas atau layanan kesehatan lainnya.

Juga, lemas dan lemah, tidak bisa melakukan aktivitas normal seperti biasa ke kantor, bekerja, maka itu sudah indikasi parah.

Ketiga secara obyektif penurunan berat badan lebih dari 10 persen dari berat badan awal, seumpama 60 kilogram pada waktu kehamilan usia tiga bulan berat sudah menjadi 54 kilogram menurun. (dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *