Perpamsi Kalimantan Selatan Menggelar Workshop Pengelolaan Air Limbah Domestik

Workshop pengelolaan air limbah domestik bagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum, diadakan oleh Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Asosiasi Pengelola Air Limbah Domestik (Forkalim), Senin (21/8/2023) di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin. (Foto: PT Air Minum Intan Banjar/Katajari.com)
Workshop pengelolaan air limbah domestik bagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum, diadakan oleh Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Asosiasi Pengelola Air Limbah Domestik (Forkalim), Senin (21/8/2023) di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin. (Foto: PT Air Minum Intan Banjar/Katajari.com)

Katajari.comWorkshop pengelolaan air limbah domestik bagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum, diadakan oleh Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Asosiasi Pengelola Air Limbah Domestik (Forkalim), Senin (21/8/2023) di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin.

Ketua Perpamsi Kalsel Syaiful Anwar menyampaikan kegiatan workshop bertujuan untuk memperkuat kelembagaan pengolahan air limbah domestik.

“Hal ini diperlukan guna mendorong dan meningkatkan peran perusahaan air minum dalam rangka memperluas usaha pengelolaan air limbah domestik,” kata Syaiful Anwar, yang juga Direktur Utama PT Air Minum Intan Banjar (Perseroda).

Ia juga menjelaskan tentang langkah awal Perpamsi Kalsel dalam memperbaiki pengelolaan air minum dan sanitasi lingkungan.

“Kita ingin pengelolaan air limbah di Kalsel menjadi percontohan. Terlebih,  pertumbuhan penduduk semakin meningkat tiap tahun, sehingga bisa nanti memanfaatkan air limbah,” tutur mantan penyiar radio ini.

Ia menyebut dengan adanya workshop pengelolaan air limbah domestik, ini diharapkan bisa melahirkan ide untuk pengelolaan air lebih maju di Kalsel.

“Untuk penyiapan air bersih di Kalsel terus digalakkan. Berbagai lingkungan juga diminta untuk menyetok pasokan air hingga tahun-tahun ke depan,” sebut dia.

Menurut Syaiful Anwar, masalah kekurangan air bersih memang merupakan salah satu problem di Kalsel, karena terbukti limbah domestik turut mencemari lingkungan, sekaligus ini memperkecil saluran permukaan air.

“Karenanya, untuk pengelolaan air limbah harus sejalan dengan kebijakan sanitasi yang diwujudkan oleh peraturan pemerintah daerah. Perencanaan  dilakukan harus efektif, efisien, berkelanjutan dan terpadu,” cetusnya. (kjc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *